Gubernur Bank Indonesia (BI) Bapak Perry Warjiyo mengungkapkan beberapa faktor utama mengapa harga rupiah terus anjlok hingga saat ini, Karena seperti yang kita ketahui bahwa rupiah sudah menyentuh hampir 16 ribu Rupiah per $1 dollar AS serta pelemahan rupiah ini dapat memberikan dampak signfikan bagi ekonomi Indonesia.
Faktor Utama Melemahnya Rupiah
Bapak Perry Warjiyo memberikan faktor utama melemahnya rupiah dan keluarnya modal asing yaitu :
- Menguat harga Dollar AS, Dengan menguatnya harga Dollar AS secara global sehingga kebijakan yang dibuat oleh The Fed (Bank Sentral Amerika) tentang menaikkan suku bunga acuannya menjadikan beberapa investor menarik dana dari negara berkembang seperti Indonesia.
- Ekonomi global yang tidak pasti, Konflik yang terjadi pada Timur Tengah dan Perang Ukraina-Rusia juga menjadi faktor mengapa Rupiah melemah dan membuat investor semakin hati-hati jika ingin melakukan investasi, termasuk berinvestasi di Indonesia.
- Adanya defisit neraca perdagangan. Indonesia mengalami nilai impor yang lebih besar dan nilai ekspor yang lebih kecil sehingga permintaan Dollar AS semakin meningkat.
Dampak Pelemahan Rupiah
Dampak | Penjelasan |
---|---|
Dampak Ekonomi Makro |
|
Dampak Sektoral |
|
Dampak Sosial |
|
Langkah yang Diambil
Gubernur BI Bapak Perry Warjiyo juga mengambil beberapa langkah dan diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi pelemahan rupiah dan keluarnya modal asing dengan cara :
- Menjual cadangan devisa di pasar Valas dengan harapan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah.
- Menaikkan suku bunga acuan agar dapat menarik investor kembali dan tidak terlalu menekan nilai tukar rupiah.
- Intervensi pasa obligasi dengan tujuan menjaga stabilitas keuangan.
Optimis Menguat
BI optimis dalam memprediksi bahwa nilai rupiah akan kembali menguat pada beberapa bulan kedepan karena faktor berikut yaitu :
- Harga komoditas ekspor Indonesia masih tinggi seperti kelapa sawit dan batu bara dan dapat meningkatkan harga ekspor.
- Propek ekonomi Indonesia yang semakin membaik karena ekonomi Indonesia lebih bertumbuh pada tahun 2024 dan dapat menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia dan meningkatkan permintaan rupiah.
Sumber