Disepanjang tahun 2018 PT Bank Central Asia Tbk (Bank BCA) sudah mengucurkan dana investasi sebesar Rp 1.5 triliun sampai Rp 1.6 triliun sebagai langkah untuk mengembangkan layanan digital banking. Dana investasi tersebut dipergunakan untuk belanja modal perusahaan untuk pengembangan layanan internet banking dan mobile banking, mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan electronic data capture (EDC).
Bank BCA sangat memerlukan dana investasi yang besar agar bisa memastikan jika layanan digital banking bisa menunjang transaksi para nasabah yang lebih banyak menggunakan saluran digital. Saat ini sebagian besar nasabah bertransaksi sudah beralih menggunakan digital.
Pada tahun 2019 ini, Bank BCA sudah menyiapkan dana investasi untuk belanja IT dengan nilai yang hampir sama dengan tahun 2018. Dalam industri perbankan, industri pembayaran digital menjadi salah satu medan pertempuran yang sengit.
Diluar perbankan, perusahaan teknologi finansial atau tekfin sudah lebih awal melakukan penetrasi pasar. Dengan menggunakan promo cash back, seperti Gopay dan Ovo yang berhasil merebut hati pasar. Cara perbankan untuk memanfaatkan peluang digital ini sangat beragam, bukan hanya di Indonesia bahkan diseluruh dunia.
Mengembangkan produk digital untuk perbankan ini merupakan cara untuk mencapai pasar yang selama ini belum tergarap dengan produk bank konvensional. Bukan hanya itu, bank juga bisa memahami pola dan perilaku nasabah digital yang berbeda dengan generasi sebelumnya.