Saat ini sejumlah Manajer Investasi Reksadana sudah banyak yang mengeluarkan produk reksadana saham syariah Offshore atau Reksadana Saham Syariah Luar negeri. Terhitung sejak bulan Februari 2016 sejumlah Manajer investasi banyak yang mengeluarkan Produk Reksadana Saham Syariah luar negeri. Saat ini sudah terlihat ada perkembangan dari Reksadana saham syariah luar negeri semenjak kurun waktu 4 bulan di luncurkan. Saat ini Pemerintah terus berupaya untuk terus meningkatkan kinerja dari reksadana saham syariah luar negeri, karena produk ini bisa ikut membantu untuk meningkatkan likuiditas pasar modal indonesia
sejumlah Manajer investasi yang mengeluarkan produk reksadana saham syariah luar negeri, sudah mencatatkan peningkatan dari nilai aktiva bersih (NAB). Aberdeen Syariah Asia Pacific sebesar US$ 1,01, Schroder Global Sharia Equity Fund sekitar US$ 1,05, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS tercatat US$ 1,07 dan sejumlah manajer investasi lain. Manulife saham syariah merupakan Manajer investasi yang mengalami peningkatan paling tinggi, peningkatan Manulife karena produk yang di keluarkan Manulife berorientasi pada asset efek saham syariah luar negeri secara keseluruhan. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang memberikan kebebasan terhadap manajer investasi untuk bisa mengutamakan dana minimal dari 51% sampai 100% pada instrumen syariah asing. hal tersebut agar manajer investasi indonesia mampu bersaing di pasar modal asing.
kebijakan yang di tawarkan ojk ini akan memudahkan investor yang ingi berinvestasi reksadana saham syariah luar negeri. Selain itu Produk reksadana luar negeri di dominasi oleh Dolar As. Peningkatan kinerja reksadana saham syariah luar negeri juga karena adanya indikasi dari Bank Sentral Amerika serikat yang menaikan suku bunga acuan sehingga ini menjadi peluang besar untuk setiap investor. Sebagian besar produk reksadana saham syariah luar negeri yang di minati adalah sektor informasi teknologi, sektor telekomunikasi, dan Sektro material. Di perkirakan, Reksadana saham syariah luar negeri akan terus mengalami pertumbuhan hingga akhir tahun 2016 dan sudah mampu untuk bersaing dengan reksadana saham syariah konvensional.