Sejak kemarin ramai diwartakan jika sejumlah bank penerbit kartu uang elektronik dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan memberikan kartu uang elektronik gratis. Banyak masyarakat yang salah menanggapi pernyataan tersebut. Masyarakat mengira yang gratis tersebut merupakan saldonya. Karena ada yang salah menanggapi masalah tersebut, Bank Indonesia (BI) memberikan klarifikasinya.
Direktur Program Elektronifikasi dan Departemen Kebijakan dan Pengawas Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Pungky Purnomo Wibowo menjelaskan, jika uang elektronik gratis tersebut bukan saldonya yang gratis, melainkan hanya kartunya dan itu diberikan bagi yang membutuhkan. Pendistribusiannya akan dilakukan disetiap ruas tol. “jelasnya”
Ia juga menambahkan, sebagai rangka mendukung elektronifikasi jalan tol, bank penerbit kartu uang elektronik dan BUJT sudah berencana untuk membebaskan biaya pembelian kartu. Gratis biaya kartu tersebut agar bisa mendorong masyarakat untuk menggunakan uang elektronik dalam melakukan transaksi.
Terkait rencana gratis biaya kartu tersebut, BI sangat mendukung rencana tersebut dan akan melakukan pengawasan sistem pembayaran terhadap perbankan dalam hal ini uang elektronik (u-nik). Nantinya, supervisi sistem pembayarannya dibawah BI dan BUJT berada dibawah BPJT (Badan Penyelenggara Jalan Tol). Sementara itu, BPJT berada dibawah pengawasan Kementerian PUPR.
Adapun rencana jumlah kartu yang digratiskan biaya kartunya oleh bank penerbit sekitar 1.5 juta keping. Dan ini akan mulai dilakukan pada Senin 16 Oktober 2016 hingga 31 Oktober 2017.
Perlu diketahui, saat ini sudah ada empat bank BUMN dan satu bank swasta yang bisa digunakan untuk transaksi dijalan tol. Bank tersebut antara lain, Flazz milik BCA, E-money keluaran Bank Mandiri, TapCash dari BNI, Brizzi dari BRI dan Blink dari BTN bekerjasama dengan Bank Mandiri.