Disepanjang tahun ini, pasar obligasi domestik terlihat masih belum bergairah. Pekan lalu, lelang surat berharga syariah negara (SBSN) tidak begitu dilirik oleh investor. Hal tersebut terlihat dari lelang yang jumlah penawaran masuk hanya menyentuh Rp 8m615 triliun, tidak jauh dari target indikatif yang sudah ditentukan oleh pemerintah yaitu Rp 8 triliun.
Mengacu pada data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total keseluruhan yang dimenangkan oleh pemerintah sebesar Rp 5.095 triliun. Angka tersebut menjadi lelang pertama ditahun ini yang tidak mencapai target indikatif yang sudah ditetapkan yaitu sebesar Rp 8 triliun.
Analis menyebutkan, penurunan jumlah penawaran pada lelang tersebut terjadi karena masih ada tekanan dipasar obligasi hingga masih melemahnya rupiah selama belakangan ini. hal tersebut membuat investor jadi berhati-hati dalam melakukan investasi. Hal tersebut terjadi juga baik di pasar primer maupun sekunder.
Namun penurunan jumlah penawaran pada lelang tersebut masih tebilang cukup wajar. Memang tren penurunan pembelian surat utang negara (SUN) sering kali terjadi sebelum kenaikan suku bunga acuan Amerika.
Momen seperti ini biasanya investor cenderung menginginkan yield yang tinggi. Namun pemerintah akan lebih memilih untuk mengabulkan penawaran yang masuk akal. Oleh sebab itu, dana yang dihimpun pun menjadi kecil.