Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan kepada perbankan untuk mempersiapkan diri terhadap munculnya beragam pelaku Fintech (Financial technology / teknologi finansial).
Irmansyah, Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK menjelaskan bahwa, jika Perbankan tidak segera bersiap diri mengantisipasi perkembangan teknologi yang ada, bisa saja Bank Konvensional akan usang dan tergerus oleh era digital yang semakin maju hanya dalam waktu singkat.
Dia menambahkan bahwa, segala jenis usaha saat ini sudah memakai teknologi online, misalnya jual beli, travel, jasa dan hampir semua aspek finansial sudah memakai digitalisasi. Jika Bank tidak ingin terdisrupsi, maka bank harus lebih inovatif lagi dengan mulai mengadopsi teknologi digital perbankan yang lebih maju.
OJK sudah sudah memberikan fasilitas pengaturan P2P Landing (Peer-to-Peer Landing) dan digital bank. Sehingga nantinya Bank akan mampu bersaing menghadapi pertumbuhan Fintech yang begitu pesat.
Jika Perbankan hanya bersantai menikmati suasana sekarang, bisa dijamin bahwa Fintech kedepannya akan lebih diminati, apalagi mereka menawarkan kemudahan transaksi, Low Cost / Biaya Rendah untuk setiap transaksi, serta keamanan yang sangat terjamin hampir tanpa campur tangan manusia sebagai pihak ketiga dalam transaksinya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin majunya teknologi, maka pihak ketiga perantara transaksi semakin tidak dibutuhkan, maka dari itu jika Perbankan tidak bersiap-siap dengan inovasi lebih maju, pastinya mereka akan tergilas oleh perkembangan Fintech di masa depan.
Persaingan utama yang akan terjadi adalah di sisi penyaluran kredit. Fintech menawarkan segala kemudahan transaksi tanpa hambatan, tanpa antri, dan tanpa ribet. Sedangkan Perbankan sekarang masih menerapkan prosedur serta teknologi yang bisa dibilang kuno. Jika Bank tidak segera menjawab tantangan tersebut, bukan tidak mungkin jika dimasa depan jasa perbankan tidak akan digunakan lagi oleh masyarakat luas.
Sebagai contoh saja, saat ini sudah marak sekali jasa transportasi online dari berbagai aplikasi seperti Uber, GoJek dll. Hal ini menyebabkan pasar transportasi konvensional makin tergerus dan hampir tidak bisa memberikan perlawanan.
Contoh lainnya adalah Persatuan Hotel Indonesia yang saat ini mulai terganggu dengan adanya aplikasi perbandingan hotel murah.
Bahkan kedepannya, akan ada inovasi teknologi di pendidikan seperti belajar dari rumah, tanpa pergi ke sekolah. Kemudian konsultasi dokter secara online.