Otoritas Jasa Keuangan hari ini meluncurkan program Aksi Pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Program itu jadi jembatan untuk beberapa petani untuk memperoleh utang dari instansi keuangan.
Satu diantara petani bernama Santoso yang ada dalam acara itu menyambut baik ada program Tindakan Pangan. Menurut dia program itu jadi jawaban atas persoalan pelik yang dihadapi petami sejauh ini.
” Sejauh ini kan petani dibenturkan oleh permodalan. Bila juga ada dapat minjam ke bank ketentuannya kami tidak familiar, gunakan agunan, survey semua jenis. Itukan begitu mengambil waktu serta tak efektif bila kami nilai dalam kelompok petani, ” katanya di Lima Puluh Kota, Sumbar, Jumat 24/3/2017.
Petani semangka asal Pekanbaru itu mengakui, sampai kini dia dengan rekan-rekan petani yang lain lebih pilih untuk lakukan pinjaman ke rentenir dengan kata lain tengkulak. Meski sebenarnya bunga yang didapatkan rentenir cukup mencekik.
” Ya bila kekurangan modal dan ada ya utang sama tengkulak, bunganya 1 bulan 10%. Kan ini KUR 9% ini setahun, 0, 75% hitungannya 1 bulan, ” paparnya.
Menurut Santoso program Aksi Pangan yang umumnya memberi pembiayaan lewat KUR jadi jawaban atas persoalan modal petani sampai kini. Mereka memerlukan pinjaman dengan sistem yang mudah serta bunga yang terjangkau.
” Jadi karena ada program KUR ini tanpa ada agunan bunganya rendah, prosesnya cepat, yang seperti ini yang kami berharap. Hingga kami dapat meningkatkan usaha, ” ujarnya.