Pada perdagangan surat utang domestik kemarin, cendrung bergerak negatif dan rawan koreksi. Jika di lihat dari Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) sejak awal pekan ini, Obligasi domestik mengalami tekanan sebesar 0.14%. sebelumnya obligasi domestik sempar berada pada level 2013.56. pasar obligasi domestik masih cendrung minim investor. Karena investor saat ini masih banyak yang beralih ke sektor saham dan alternatif investasi lainnya sehingga berdampak tertekannya pasar obligasi domestik. Selain itu juga pasar modal masih di warnai aksi ambil untung oleh investor.
Indeks komposit harga bersih obligasi juga mengalami penurunan sekitar 0.17% sebelumnya masih berada pada 116.59. ada juga obligasi pemerintah yang masih tetap bearish, hal tersebut terlihat juga dari total nilai return obligasi negara sebesar 0.17% ke level 211.58 sementara itu return obligasi korporasi naik sekitar 0.02% menjadi 218.27. saat ini terlihat investor banyak yang memburu SUN Benchamrk atau surat utang acuan.
Pada perdagangan kemarin terlihat, surat utang Benchmark yang paling di incar oleh investor, hal tersebut terlihat juga dari SUN benchmark yang memiliki tenor 16 tahun yaitu FR0073 berhasil menorehkan hasil volume transaksi perdagangan terbesar yaitu Rp.351 triliun dari 105 transaksi dengan harga rata rata di level 114.24. namun di perkirakan, laju pasar obligasi masih dalam tekanan dan cendrung untuk koreksi.