Home » Ekonomi & Bisnis » NPL Bank Sampoerna Terjun 3,6%

NPL Bank Sampoerna Terjun 3,6%

Dalam masa pertumbuhan ekonomi tak menentu saat ini, non-performing loan/NPL (rasio kredit bermasalah) dari Bank Sampoerna dikabarkan masih dalam fase terbaiknya di segi pengelolaan.

NPL gross masih ada di posisi 3,66% di akhir Juni 2017, ini bisa dikatakan menurun kalau dibandingkan posisi bulan lalu yang masih ada di kisaran 3,97%,” kata Ali Rukmijah selaku Direktur Utama Bank Sampoerna.

Rasio NPL gross memang masih ada di kisaran rata-rata regulator. Dimana Regulator selama ini memang menetapkan batas 5% dalam menentukan NPL net. Ini seiring pertumbuhan pinjaman, kecukupan likuiditas dan juga struktur permodalan yang nampak masih berjalan baik serta solid.

Dalam mengantisipasi pertumbuhan pinjaman kedepannya, Ali menambahkan, likuiditas perseroan yang sesuai dengan rasio kredit harus sejalan dengan pendanaan (LDR). Jika ini nantinya berjalan baik maka kedepan NPL masih akan mampu terkontrol.

LDR di laporan terbaru tercatat 88,30%, ini masuk dalam fase menurun kalau dibandingkan dengan rasio akhir bulan Juni 2016 yang meraup angka 90,78%. Dukungan modal baru di tahun 2017, akan membuat rasio terasa cukup modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yakni senilai 18,26%.

Henky Suryaputra selaku Chief Financial Officer Bank Sampoerna, mengatakan kalau peningkatan Pendapatan Bunga Bersih memang masih akan ditopang oleh pendapatan bunga dengan penetapan 26% dari anggaran Rp407 miliar di semester pertama tahun 2016, ke angka Rp512 miliar di semester pertama yang berjalan di tahun ini.

Masuk ke semester II 2017, pihak Bank Sampoerna masih berprinsip hati-hati dalam mengelola usaha semua pertumbuhan bisnis didalamnya juga pantas dipantau,” tegasnya.

About Wida Yodik

Kontributor sekuritas.co.id, seorang ahli finansial, trading, ekonomi makro, mikro agribisnis dan hal lain terkait keuangan.

Check Also

Konsumsi

Konsumsi Masyarakat Indonesia Makin Selektif, Tabungan Lesu, Ada Apa?

Pendahuluan Konsumsi masyarakat Indonesia semakin selektif, tapi anehnya tabungan justru lesu. Kok bisa? Penyebab Masyarakat ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *