Pertumbuhan teknologi masih belum di imbangin dengan penetrasi uang elektronik. Saat ini uang elektronik masih belum diminati oleh sebagian masyarakat Indonesia. Berdasarkan Data Bank Indonesia (BI) saat ini sudah ada 20 penerbit uang elktronik terdaftar. Dari 20 perusahaan penerbit uang tersebut sebagian besar masih dari industri perbankan dan Telekomunikasi. Walau begitu, hingga kini masih sedikit uang elektronik yang beredar dan digunakan masyarakat.
Direktur Retail Banking PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Susanto Liem menyatakan, yang membuat pertumbuhan uang elektronik lambat untuk bank kecil karena pricing yang sudah ditetapkan oleh regulator secara komersial akan terasa berat untuk menutupi investasi dan juga operasional sebagi provider.
Ia juga menambahkan, uang elektronik bukan sebuah bisnis utama untuk porvider, sehingga secara keseluruhan komersial pricing akan menjadi berat untuk bisa menutupi dana investasi. Ujarnya”
Sampai saat ini penghimpunan dana dari uang elektronik masih sangat rendah, di sisi lain untuk mensukseskan uang elektronik sangat diperlukan investasi infrastruktur yang luas, selain itu promosi dan sosialisasi juga sangat gencar perlu di tingkatkan.
Seperti diketahui, BI sudah menetapkan untuk menaikan saldo maksimum uang elektronik teregistrasi Rp 10 Juta dari sebelumnya Rp 5 Juta. Namun untuk uang elektronik tidak teregistrasi jumlah saldo maksimal masih sebesar Rp 1 juta
Pada bulan November 2016 jumlah transaksi uang elektronik sebesar Rp 831.97 miliar. Jumlah tersebut naik dari bulan sebelumnya sebsar Rp 584.31 miliar atau naik 42.38% dari bulan Oktober