Secara global, pelaku pasar saat ini sedang menantikan kebijakan moneter dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat. Hal ini berdampak terhadap laju pertukaran mata uang di seluruh dunia. pada hari ini, laju mata uang Indonesia terhadap dollar As masih stabil dan belum banyak bergerak. Adanya aksi menunggu yang dilakukan pelaku pasar membuat rupiah masih bergerak stagnan terhadap dollar. Sejak awal pembukaan, rupiah berada dilevel 13.048 per dolar As, angka ini memperlihatkan rupiah masih belum banyak bergerak jika dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya yang berada diangka 3.047 per dolar AS. Rupiah masih belum memberikan perlawanan karena pasar global masih terlihat lesu dan menunggu sentimen yang akan dikeluarkan oleh Gubernur Bank Sentral As.
Sejak awal perdagangan, Rupiah masih betah berada di kisaran 13.045 per dolar AS hingga 13.078 per dolar AS. Pada sebelumnya , nilai tukar rupiah terhadap dollar sempat mengalami penguatan hingga 5,24%. Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Rupiah dibuka pada angka 13.058 per dolar As, angka ini mengalami pelemahan jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di angka 13.036 per dolar As.
Isu kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed ikut membebani pelaku pasar, pasalnya,saat ini pelaku pasar masih menunggu hasil rapat Dewan Gubernur The Fed. Dari hasil rapat tersebut, Gubernur The Fed akan memberikan pernyataan, apakah akan menaikan suku bunga acuan atau mempertahankannya sehingga pelaku pasar masih menunggu keputusan tersebut. Adanya isu kenaikan suku bunga acuan menjadi perhatian bagi negara negara berkembang. Selain itu, saat ini kondisi ekonomi As sedang tidak stabil karena akan adanya pemilihan Presiden AS. Sehingga berdampak terhadap melemahnya dollar AS di bursa pasar asia.