Saat ini manajer investasi terus menggenjot portofolio reksadana kelolaannya. Salah satu caranya adalah dengan mencoba peruntungan di pasar saham China. Seperti PT CIMB Principal Asset Managemen (CPAM) yang menyimpan aset cukup besar yaitu aset CIMB Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah di Bursa saham China.
Dari keterangan dari perusahaan menyebutkan, ada hampir 40% proporsi investasi pada perusahaan yang berbasis di China. Sektor teknologi informasi, energi dan material menjadi tujuan utama untuk investasi di negeri Tirai Bambu tersebut. Hal tersebut sejalan juga dengan semakin meningkatnya tren digitalisasi pertumbuhan ekonomi dunia.
Digitalisasi bisa menjadi tema besar di tengah penetrasi teknologi di kawasan Asia. Seperti Alibaba Group Holding dan Tencent Holding menjadi perusahaan berbasis teknologi informasi yang menjadi to holding untuk produk kelolaan CPAM. Di lain sisi, sektor material dan energi akan diuntungkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang terus mengalami peningkatan.
Alasan CIMB cukup besar mengalokasikan aset di China karena pertumbuhan ekonomi di China yang semakin tinggi ditambah dengan jumlah penduduk yang besar. Ditambah dengan perkembangan teknologi di China yang semakin pesat.
Selain itu, Bursa China juga memberikan kesempatan untuk disversifikasi dan memberikan fleksibilitas tinggi dalam pemilihan investasi. Sampai saat ini total kapitilisasi pasar saham China sudah menembus US$ 2.01 triliun lebih tinggi dari Jepang yang hanya US$ 5,71 triliun dan Indonesia senilai US$ 474 miliar.