Saat ini kondisi likuiditas perbankan terhadap kuartal yang pertama daalam tahun ini diprediksikan masih terus berlanjut tertekan, akan tetapi kembali membaik ketika semester kedua 2017, sejalan dari mulai bergulirnya sejumlah dana belanja pemerintah.
Anton Hermanto Gunawan sebagai Kepala Ekonom serta Direktur Eksekutif Mandiri Institute yang telah mengatakan dari kondisi likuiditas perbankan sepanjang bulan Januari 2017 yang cenderung longgar, berlanjut pelonggaran yang telah terjadi sejak bulan Desember 2016 kemarin. Namun setelah memasuki bulan kedua, berbagai tekanan pada likuiditas mulai bermunculan.
Bulan Februari mulai berganti ke arah normal, jika mau mengambil ukuran LDR yang tidak terlalu jauh sebesar 90%,” tegasnya , Senin (06/3/2017).
Tekanan pada likuiditas, dari keterangan Anton, hal itu disebabkan karena mulai ramainya terkait emisi surat utang yang paling utama masalah tentang surat utang pemerintah. Dari sudut lain, dari penerimaan sejumlah dana repatriasi tax amnesty yang berlangsung dalam periode terakhir ini diperkirakan tidak akan bertambah banyak.
Akan tetapu dari tekanan tersebut saat ini berangsur berkurang dalam semester kedua, pada saat dilaksanakanya belanja pemerintah yang sudah diterapkan.
Dari Mandiri Institute yang telah memprediksikan jumlah pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) perbankan dalam pada tahun ini mendapatkan perbedaan yang mencapai kisaran 12,5% dalam year on year. Untuk proyeksi jumlah pertumbuhan DPK yang hamper sama dengan dengan pertumbuhan kredit, dalam tahun ini diprediksikan akan terus mendapatkan pergerakan di rentang 12%-13% dari year on year.