Risiko dari kredit perbankan kadarnya masih cukup tinggi untuk tahun ini, yang paling utama pada bagian nasabah korporasi dan juga komersial, tidak hanya itu dari segmen nasabah mikro bahkan hingga menengah.
Dari data Indonesia Banking Survey tahun 2017 yang telah dipublikasikan oleh PwC adanya beberapa kekhawatiran masalah risiko kredit pada nasabah korporasi serta komersial terjadi pada semua seluruh kategori bank mulai dari bank BUMN, bank asing, bank swasta nasional dan bank syariah.
Survei tersebut telah diikuti 78 bankir dengan 58 bank yang telah mewakili 87% dari aset perbankan nasional.
Melihat secara umum, beberapa bankir tersebut lebih memilih dari risiko kredit yang akan menjadi salah satu risiko paling besar dalam pengembangan dibidang bisnis perbankan untuk tahun ini, sebab risiko kredit yang bermasalah akan terus membayangi, sesuai yang dikutip dari keterangan Indonesia Banking Survey tahun 2017, Kamis (02/03/2017).
David Wake PwC Indonesia Financial Sevices Industry Leader juga mengatakan akan kekhawatiran perbankan pada penyaluran kredit pada segmen nasabah, hal ini dipengaruhi akan rendahnya keyakinan pada potensi pembaikan dari harga komoditas untuk jangka panjang.
Hal dari belum pulihnya kepercayaan pada sektor komoditas, tercermin pada SKDU (Survei Kegiatan Dunia Usaha) yang sudah dipunikassin pihak Bank Indonesia. Perkembangan investasi dunia usaha diprediksikan masih berjalan melambat untuk triwulan pertama tahun 2017.