Dalam perdagangan hari ini dolar AS berhasil bergerak naik mendekati posisi tertinggi dalam 2 pekan terkahir terhadap sejumlah mata uang pesaingnya hari Selasa 22/1/2019.
Bersamaan dengan semakin melambatnya ekonomi China menuju posisi paling rendah selama 28 tahun terakhir membaut pelaku pasar semakin cemas terkait perkembangan global, akibatnya Yen dalam perdagangan hari ini meleas semakin tinggi.
Sesuai dengan laporan tadi malam dari IMF yang memotong prediksi dari pertumbuhan global tahun 2019-2020, sesuai laporan prediksi penurunan ekonomi akan terjadi di pasar China dan Euro. Konflik dagang yang tidka kunjung reda membuat perdagangan semakin bergejolak dan perkonomian menjadi tidak setabil.
Rasa kecemasan tersebut semakin terlihat memasuki sesi perdagangan hari Senin pada saat laporan data ekonomi China bergerak pada posisi terendah dari sejak tahun 1990, posisi ini menjadi kabar yang tidka menyenagkan untuk kondisi pasar saat ini.
China sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat namun memasuk 2019 harus merasakan tekanan yang hebat.
Sedangkan DXY sebagai pengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang pesaingnya berada di posisi 96.33 mendekati posisi tertinggi selama 2 pekan terakhir, sedangkan dalam perdagangan hari senin dolar AS berada di 96,43.
Sedangkan Yen mampu memberikan tekanan terhadap mata uang pesaingnya dan berada di posisi 109,64 memasuki sesi awal perdagangan.