Dalam minggu terakhir ini, IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan sendiri masih dibawah tekanan. Tanda tanda ini juga masih terus terjadi dalam perdagangan Senin kemarin. Pada sesi pembukaan sendiri IHSG di pasar Bursa Efek Indonesia masih menunjukkan pelemahan sebesar 10,60 poin atau turun sebanyak 0,21% ke angka 4.925,21. Dalam 45 saham saham unggulan atau yang biasa dikenal dengan LQ45 sendiri ikut bergerak menurun sebanyak 2,70 angka atau turun sebesar 0,32% ke angka 843,35. Dalam penutupan hari, IHSG terus melanjutkan trend penurunannya ke angka 98,02 poin atau sebesar 1,99% ke angka 4.837,79. Dalam posisi ini Indeks LQ45 juga ke angka 20,94 poin atau menurun sebanyak 2,48% ke angka 825,11.
Analis pasar saham William Surya Wijaya menilai, kendati indeks mengalami tekanan, ada modal yang masuk (capital inflow). Ia memprediksi indeks terendah akan berada di level 4821. Sedangkan target potensi kenaikan, dia melanjutkan, akan bergerak di level 5.002. Menurut William, bagi investor, kondisi ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan akumulasi pembelian.
William mengatakan pembelian cukup baik dengan target capital gain untuk jangka menengah maupun panjang. “Lebih baik berpikir investasi dengan time frame jangka menengah dibanding jangka pendek,” kata analis dari PT Asjaya Indosurya Securities itu.
Perdagangan kemarin mencatat frekuensi 197.732 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,16 miliar lembar senilai Rp2,96 triliun. Hanya 52 saham yang harganya naik. Sedangkan harga 247 saham turun, dan 81 saham harganya tetap.Di bursa regional, indeks bursa Hong Kong Hang Seng melemah 418,73 poin (1,53 persen) ke level 26.861,81, indeks Nikkei turun 19,29 poin (0,09 persen) ke level 20.387,79, dan indeks Straits Times melemah 31,98 poin (0,94 persen) ke posisi 3.322,25.