Pasar obligasi indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan pasca pemberlakukan tax amnesty. Saat ini Bank Indonesia (BI) mengubah kembali suku bunga acuan menjadi 7 days reverse repo rate. Dengan perubahan suku bunga acuan BI tersebut memiliki dampak positif untuk mengangkat obligasi dalam jangka panjang. pasar obligasi bisa mendapatkan imbas positif dari pergantian suku bunga acuan tersebut. Namun hal ini akan berdampak untuk di kemudian hari, artinya Pasar obligasi memiliki prospek yang cerah untuk jangka panjang karena terangkat oleh suku bunga acuan yang baru di keluarkan oleh Bank Indonesia.
Perubahan suku bunga acuan oleh BI ini bisa memberikan dampak bagi kondisi perdagangan pasar surat utang. karena perubahan suku bunga acuan tersebut bisa memberikan dampak terhadap bunga deposito, bunga kredit perbankan sehingga penurunan bunga di pasaran sangat berdampak positif bagi pasar obligasi. Saat kondisi pasar obligasi masih variatif, karena sentimen domestik masih belum banyak menghiasi pasar obligasi. Saat ini investor masih lebih banyak yang memburu obligasi yang di keluarkan pemerintah. Pada perdagangan obligasi kemarin mengalami penurunan 0,23% ke level 214,42. Penurunan terbesar di sumbang oleh INDOBeX Goverment Total Return sebesar 0,30 poin atau minus 0,14%.
Namun perlahan pasar obligasi akan kembali terangkat oleh 7 days reverse repo rate, karena industri perbankan secara perlahan akan menurunkan suku bunga kredit. 7 days reverse repo rate jauh lebih rendah dari BI Rate Sebelumnya. 7 days reverse repo rate akan memicu semakin banyak nya obligasi yang akan diterbitkan sebab kupon obligasi korporasi bakal ikut turun dan cost of fund penerbitan obligasi korporasi menjadi lebih murah.