Pada tahun 2016, aktifitas saham baru atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum bergairah. Hal ini mendorong BEI untuk melakukan pemangkasan saham saham baru yang akan melantai, karena sedikitnya saham yang bergabung, BEI akan melakukan penurunan target dari semula 35 perusahaan kini dipangkas menjadi 25 perusahaan yang IPO. Sepanjang tahun 2016, saham yang IPO mengalami penurunan hal ini tentu diluar kendali otoritas bursa, sebab yang memiliki keputusan untuk menjual saham perdana berada ditangan calon emiten, selain itu ada sekitar 10 perusahaan yang dibatalkan oleh calon emiten.
Kondisi ini karena di dorong oleh kondisi pasar secara global, jika kondisi masih belum stabil tentu banyak yang akan menunda IPO. Pada sebelumnya, di kabarkan ada sekitar 6 calon Emiten yang bersiap untuk IPO, namun 2 calon Emiten tersebut menunda untuk IPO, sehingga dalam pipeline tinggal terdapat empat calon emiten. Penundaan juga bisa di dorong karena masalah internal perusahaan. Selain itu kondisi pasar saham yang masih bergerak tipis membuat Calon emiten menajdi ragu dan menunda ipo. Sehingga banyak yang menunda IPO untuk tahun depan.
Adanya program tax amnesty yang sedang berjalan membuat penyelenggaraan IPO akan relatif terbatas. Namun diprediksi tahun depan, akan lebih banyak perusahaan yang mendaftar untuk IPO karena kondisi ekonomi akan membaik. Sepanjang tahun 2016 ini hanya ada 13 Emiten yang melantai di bursa dan 1 emiten Relisting di BEI, berbanding dengan tahun lalu, jumlah emiten yang IPO ada 15 dan 2 Relisting.