PT Bank BJB Syariah selalu lakukan restrukturisasi untuk menperbaiki kwalitas kredit punya masalah. Ke depan, perseroan bakal cederung lakukan ekspansi kredit yang dilihat dari segi kwalitas bukan kuantitas.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat serta Banten Tbk. (BJB) Ahmad Irfan, sebagai pemilik BJB Syariah, menyampaikan, hingga sekarang ini restrukturisasi yang dikerjakan telah sesuai dengan gagasan.
“Sampai kuartal I/2017, BJB Syariah telah kembali memperoleh laba bersih sejumlah Rp1, 92 miliar, ” katanya dalam paparan kemampuan pada Kamis 27/4/2017.
Dia menjelaskan, BPD Jawa Barat serta Banten selalu memonitor perubahan ekspansi usaha anak usaha bank syariah tersebut. Dorongannya, ekspansi lebih lihat kwalitas kredit yang bakal disamakan dengan kwalitas perseroan sebagai induk usaha.
“Pada 2017 hingga 2018 masih tetap akan dalam step perbaikan, sedang setelah itu diharapkan dapat bikin product yang lebih variasi lagi, ” tuturmya.
Hingga tiga bulan pertama tahun ini, anak usaha bank syariah BPD Jawa Barat serta Banten tersebut mencatatkan posisi rasio kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) gross sebesar 18, 1%.
Irfan menyampaikan, trend NPF BJB Syariah selalu mengalami penurunan ke depannya. “Pada Juni 2017, kami saksikan NPFnya telah bakal turun dan hingga akhir tahun bakal ditekan seminimal mungkin, ”ujarnya.
Hingga tiga bulan pertama pada tahun ini, BJB Syariah mencatatkan penurunan pembiayaan sebesar 3% jadi Rp4, 53 triliun dibandingkan periode sama pada tahun lalu, sedang untuk dana pihak ketiga (DPK), perseroan mencatatkan perkembangan sebesar 15, 5% jadi Rp6, 02 triliun dibandingkan periode sama pada tahun lalu.