sekuritas.co.id Informasi Sekuritas dan Investasi
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyatakan bahwa penyaluran kredit selama kuartal III tahun 2017 dinilai sangat sulit. Perseroan tersebut masih berharap bahwa momen akhir tahun ini dapat meningkatkan penghasilan bisnis nasabahnya sehingga permintaan kredit akan naik.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan bahwa penyaluran kredit BCA sampai pada kuartal III ini sejak awal tahun hanya mencapai 8% saja. Jika dibandingkan tahun lalu total kredit memang sudah mencapai pertumbuhan 14%, namun pertumbuhan tersebut dinilai kurang signifikan, apalagi pada kuartal III tahun lalu, penyaluran kredit BCA cukup tinggi.
Jahja menambahkan bahwa kuartal III memang sulit, debitur malah mengembalikan pinjamanya pasca lebaran, karena mereka ternyata belum membutuhkan pinjaman untuk pemenuhan stok. Karena itu kesempatan terakhir adalah akhir tahun, biasanya intensitas perdagangan yang dilakukan nasabah akan naik.
Dia menambahkan bahwa sampai saat ini posisi CASA atau biasa disebut dengan Dana Murah, berada di titik aman yaitu 74%. Namun, pihak BCA tidak terlalu terburu-buru dalam mengejar DPK sehingga harus menurunkan suku bunga deposito. Nasabah yang masuk pada BCA pada kuartal III ini lebih didominasi oleh pelaku Fintech (Financial Technology), seiring meningkatnya bisnis online di tanah air.
Jahja menambahkan “Pihak kami masih menjaga porsi CASA pada kisaran 75% sampai 80%, namun porsi untuk deposito tidak berkurang, dimana perusahaan Fintect masuk dan menyimpan dana pada kami. Meskipun secara total masih dinilai kecil, namun kontribusi bisnis online kedepannya akan meningkat”.
BCA pada akhir tahun ini akan terus memberikan fasilitas kredit murah kepada para nasabahnya, apalagi biasanya pelaku retail pada akhir tahun akan membutuhkan stok yang berlebih untuk menyambut tahun baru.
