Aset Perbankan RI Dibawah Kekuasaan Asing

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kalau aset perbankan di Indonesia sebesar 33, 50% masih tetap dikuasai oleh asing. Direktur Pengawasan Bank II OJK, Anung Herlianto menyampaikan, sebagai alasan intinya dikarenakan tabungan domestik tak akan mensupport perkembangan untuk credit orang-orang.

” Keadaan kita saat ini begini, seperti tahun 1994-1995 dimana tabungan domestik telah tak akan mensupport pertumbuhan credit. Makannya di buka capital inflow yang transmisinya lewat perbankan, ” katanya di Hotel Aston, Bogor, Minggu 2/4/2017.

Selanjutnya dia menjelaskan besaran jumlah aset bank asing itu, karena waktu itu perbankan memerlukan likuiditas yang tinggi serta tidak mungkin cuma memercayakan dana dari nasabahnya yang telah ada. Bahkan juga sebagian bank, nilainya tidak jadi permasalahan bila asetnya banyak dipunyai asing karenanya akan menolong ekonomi Indonesia.

” Jadi sesungguhnya, memang kita perlu likuiditas. Bank-bank seperti Danamon, Maybank, CIMB itu ya menolong. Bahkan juga Mandiri 55% dipunyai pemerintah, bekasnya dipunyai asing, ” tuturnya.

Bahkan juga saat mereka membagi dividen mereka, itu artinya mereka tengah membagikan ke asing, bekerja untuk asing. ” Jadi yang utama yaitu kontribusinya didalam perekonomian domestik, ” paparnya.

Pemberian ruangan pada bank asing yang cukup luas, hal itu tak jadi permasalahan selama bank-bank asing berikan peran luas pada perekonomian, menolong inklusi keuangan dengan pelebaran akses orang-orang pada service bidang keuangan serta pemiliknya selalu menguatkan permodalan bank.