sekuritas.co.id Informasi Sekuritas dan Investasi
Direktur Utama PT Bank Dinar Tbk. Hendra Lie mengharapkan merger dengan Bank Andara terealisasi di semester II tahun ini supaya lebih leluasa meningkatkan bisnis.
Tindakan merger itu akan bikin Bank Dinar naik kelas jadi kelompok bank umum kelompok usaha (BUKU) II dengan modal inti pada Rp1 triliun – Rp5 triliun. Hingga akhir Desember 2016, Bank Dinar mempunyai modal inti sejumlah Rp412, 97 miliar, sedang Bank Andara mempunyai modal inti sejumlah Rp569, 91miliar.
” Sesudah konsolidasi bisnisnya akan tambah bisa diekspansi, yang pasti bisnis ritel tetaplah jalan. Mungkin saja bisnisnya Bank Andara akan terus jalan serta nanti ada penambahan program lain, ” tutur Hendra pada Bisnis.
Sampai kini Bank Dinar fokus terhadap segmen kredit usaha kecil serta menengah (UKM) sedang Bank Andara konsentrasi pada konsumer, bank perkreditan rakyat serta perusahaan pembiayaan.
Sebagai info, pada Februari lantas, emiten berkode saham DNAR itu jual 77, 38% sahamnya pada perusahaan finansial dari Korea Selatan APRO Financial Co. sejumlah Rp691 miliar. Setelah itu bank akan dimerger dengan Bank Andara yang beberapa sahamnya juga dipunyai oleh APRO.
Ke depan, tambah Hendra, investor baru itu merencanakan selalu menaikkan modal untuk memudahkan gagasan perluasan.
” Saya dengar dari group APRO sesudah semua terealisasi, dia bakal inject modal Rp500 miliar per tahun, agar kami makin kuat serta perluasan usaha tambah lebih cepat, “ katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kepatuhan Bank Dinar Idham Aziz memberikan sistem konsolidasi pada PT Bank Dinar Tbk dengan PT Bank Andara masih tetap menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
” Merger masih dalam sistem. Ada beberapa hal yang secara administratif mesti dipenuhi, seperti izin dari OJK, ” tuturnya.
